ARTIKEL
:
MENGKUR KESIAPAN PENERAPAN KURIKULUM 2013 (di Lingkungan Kementerian Agama)
Ujian
Nasional Tahun ini sangat beda (bahkan
jika penulis menyebutnya “aneh”) ya, Ujian Yang Seharusnya Nasional yang
sangat aneh dan berbeda, karena saban pelaksanaan UN dari mulai reepublik ini
melaksanakannya dengan Menteri Pendidikan Nasional yang berganti-ganti pula,
tak pernah se-aneh-ini, yaitu selalu serempak disaban penjuru Nusantara, kompak
melaksanakan Ujian Nasional pada Waktu yang bersamaan. Jika keanehan masalah
kecurangan saya tidak akan bahas (karena
sepertinya kita harus menutup mata bahwa disetiap perkara uji-menguji,
tes-mengetes cerita itu selalu ada, dan kita dipaksa untuk terbiasa dengan
pembodohan semacam itu). Dan karena beda itu saban hari disetiap media baik
televisi, cetak, maupun media online selalu memuat headline tentang Ujian
Nasinal Tahun 2013 ini, dari Headline yang “kritis provokatif” sampai headline
yang solutif. Disaban televisi memperbincangkannya, menggunjingkan Menterinya
yang tak becus lah, Percetakannya yang amatiran lah (semacam percetakan kelas percetakan TTS) sampai Kepala BNSP dan
pasukannya harus diaudit lah, dan banyak hal lagi. Dan bahkan mereka mungkin
tak menyadari dagelan yang mereka pertontonkan itu hanya membuat gaduh republik
ini.
Ujian
Nasional yang menjadi salah satu tolok ukur Kelulusan siswa yang telah belajar
selama kurang lebih 4.332 jam - 6.264 Jam dalam 3 Tahun dengan asumsi 261 Hari
Efektif /Tahun, harus ditentukan dengan Tes Ujian Nasional dalam waktu 90 – 120
menit saja, dan yang lebih mirisnya lagi Penyelenggaraannya kacau dari mulai
pelaksanaannya tidak serempak, kualitas kertas LJUN yang buruk *(seperti pengakuan salah satu siswi yang
menulis keluhannya di Kompasiana dan menjadi HL dalam dialog Primetime News
Metro TV hari Sabtu 20 April 2013) . dan yang lebih mengerikan lagi adalah
peran Pemberitaan Media yang terkadang terlalu berlebihan dan dapat memengaruhi
kesiapan siswa secara psikologis.
Berakaca
dari pelaksanaan Ujian nasional tahun 2013 ini yang kurang begitu berhasil,
saya jadi berfikir tentang apa yang kita (dunia
pendidikan –red) hadapi kedepan, kurang lebih 3 Bulan kedepan, dan kurang
dari 95 hari lagi, kurikulum baru yaitu “Kurikulum 2013” akan diberlakukan !.
dan dalam beberapa kesempatan, Baik menteri pendidikan Nasional Prof. M. Nuh,
maupun Presiden DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan bahwa Kurikulum
2013 siap diterapkan pada Tahun Ajaran baru juli nanti. Saya sudah beberapa
kali membaca Dfat Uji Publik Kurikulum 2013, secara umum tak ada yang
disangsikan dan diragukan tentang struktur kurikulum, mekanisme plaksanaan,
serta strategi pembelakuannya. Bagi saya secara Pribadi berpendapat bahwa saya
memiliki harapan besar Tujuan Pendidikan Nasional yang dicita-citaka para
pendiri bangsa ini akan mendekati ke-tercapai-an dengan pemberlakuan kurikulum
2013 tersebut. Dengan Banyak Catatan tentu !.
Adalah
yang menjadi kekhawatiran dan catatan saya dalam proses pemberlakuan Kurikulum
2013 tersebut adalah :
1. Sosialisasi yang masih sangat minim,
(ini saya rasakan langsung karena
kebetulan saya juga salah satu Tenaga Sukwan di salah satu sekolah MTs. Di
wilayah Pancatengah, Kabupaten Tasikmalaya) kebanyakan Guru dan Stekholder
pendidikan masih belum mengetahui, (apalagi
memahami, dan dimungkinkan mampu melaksanakan) tentang isi daripada
Kurikulum 2013 ini, yang padahal kurang dari 95 Hari akan diterapkan, bagaimana
perhitungan matematisnya harus memberikan penyuhuhan, pemahaman, atau informasi
kepada Jutaan Guru, Ratusan Juta Murid dan Orang Tua Murid yang akan menjadi
Ujung tombak keberhasilan pelaksanaan Kurikulum 2013 ini. Semenjak Kurikulum
2013 di Uji Publik beberapa bulan yang lalu, sekolah dimana saya bernaung belum
pernah sekali saja mendapatkan sosialisasi tentang kurikulum tersebut.
2. Sejauhmana kesiapan penyelenggaran
pendidikan dalam melaksanakan Kurikulum 2013 tersebut.
Di kementerian tempat saya bernaung, Sampai tulisan ini dibuat, saya memastikan
belum ada desain rill, persiapan komprehensif dan mekanisme kerja yang tersusun
untuk mengeksekusi kebijakan pelaksanaan kurikulum 2013 tersebut. Ini sangat
membuat kami resah sebetulnya, karena kami sadar begitu banyak keterbatasan
akses pengetahuan kami, dan pada gilirannya harus melaksanakan Kurikulum 2013
dengan ekspektasi yang sangat tinggi dari masyarakat. Pertanyaanya adalah :
Bagaimana mungkin kami dapat memenuhi ekspektasi tersebut yang padahal kami
belum diberikan bekal untuk memenuhinya? Ada kegamangan yang sangat dalam
dihati para guru-guru muda yang memiliki integritas dan daya juang yang tinggi
untuk dapat menunaikan harapan itu dengan baik. Kalimat sederhannanya yang kami
butuhkan adalah : PEMBINAAN !
3. Infrastruktur apa yang telah
disiapkan untuk melaksanakan kurikulum 2013 tersebut.
Walaupun saya belum mengetahui pasti sebesar apa Cost yang dipakai untuk
menyusun, men-sosialisasikan, dan melaksanakan Kurikulum 2013 ini tapi saya
memiliki keyakinan bahwa pemerintah melalui APBN menggelontorkan uang yang tak
sedikit untuk mempersiapkan sampai melaksanakan Kurikulum 2013 ini, dan untuk pengembangan dan komponen buku saja
Menri M.Nuh menyatakan perlu dana Rp. 73 Triliun (tujuh puluh tiga Triliun
Rupiah) sumber : (
metrotvnews.com/kurikulum2013-mulai-efektif-juli : sabtu 16 Maret 2013) dan
sampai hari ini kami di sekolah belum mendapatkan informasi mengenai seperti
apa kami harus berbenah untuk menyiapkan infrastruktur untuk menyambut
pelaksanaan Kurikulum 2013 juli nanti. Sebagai contoh konkrit adalah tentang
ditiadakannya Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi yang
diintegrasikan kedalam setiap mata pelajaran. Yang harus menyiapkan, memuat dan
menggunakan Teknologi Infirmatika dalam pelaksanaan Kegiatan belajar
Mengajarnya. Hal ini memerlukan biaya yang tak sedikit. Sebagai contoh di
lembaga tempat saya bernaung ada sekitar 25 orang Guru 5 Tenaga kependidikaadan,
dari 30 orang tersebut ada hanya sekitar 10-15 orang saja yang menguasai
Komputer, dan hanya ada 8-10 orang saja yang memiliki alat / memiliki komputer
atau laptop, dari gambaran tersebut kita dapat berasumsi bahwa bagaimanamungkin
mengintegrasikan Mata Pelajaran TIK kedalam setiap pelajaran yang padahal gurunya
saja tidak mampu / tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan alat teknologi
informatika tersebut. Sekali lagi, yang dibutuhkan adalah pembinaan yang
komprehensif dan menyeluruh !
4. Dan
hal yang paling menarik untuk saya soroti adalah masalah pembinaan terhadap
Pendidik dan Tenaga Kependidikan . ini menjadi menarik karena sampai saat ini
kami belum pernah mendapatkan informasi dan teknis pembinaan yang mungkin akan
kami dapatkan dalam menyongsong pelaksanaan kurikulum 2013 ini, dari lubuk hati
terdalam saya menaruh harapam besar dalam waktu dekat sebelum diterapkannya
Kurikulum 2013 tersebut beberapa dari kami, atau seluruh dari kami mendapatkan
pembinnaan demi menyelamatkan cita-cita dari disusunnya kurikulum 2013 ini,
demi penyelamatan anggaran negara yang terserap oleh proses Kurikulum 2013 ini,
sampai pada akhirnya penyelamatan, pembentukan dan penyiapan Generasi
selanjutnya yang lebih gemilang, memiliki daya juang, integritas, dan daya
saing yang tinggi demi terciftanya generasi selanjutnya yang lebih baik.
Akhirnya, kami hanya mampu menyelipkan
harapan disetiap karya yang kami kerjakan dilapangan, bahwa apapun itu kita
harus sepakat bahwa penyusunan, dan penerapan Kurikulum 2013 adalah semata-mata
demi menyiapkan generasi selanjutnya yang lebih baik, tidak ada tendensi
pribadi ataupun golongan tertentu. Karena penyelamatan dan penyiapan generasi
selanjutnya yang lebih baik adalah yang utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar